SELAMAT DATANG
Selamat datanf di lapak MAKRIFATBUSINESS untuk order bisa melalui marketipace Shopee Tokopedia Bukalapak Lazada dengan nama lapak makrifatbusiness atau order via WA 08123489038 email : imronpribadi1972@gmail.com

Cari Disini

Translate


Kamis, 21 Oktober 2010

RISIKO PENGGUNAAN PIL KONTRASEPSI KOMBINASI TERHADAP KEJADIAN KANKER PAYUDARA PADA RESEPTOR KB DI PERJAN RS DR. CIPTO MANGUNKUSUMO

Harianto*, Rina Mutiara**, Hery Surachmat*
* Departemen Farmasi FMIPA-UI, ** RS. Dr.Cipto Mangunkusumo
PENDAHULUAN
Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menyatakan bahwa lima
besar kanker di dunia adalah kanker
paru-paru, kanker payudara, kanker
usus besar dan kanker lambung dan
kanker hati. Sementara data dari
pemeriksaan patologi di Indonesia
menyatakan bahwa urutan lima besar
kanker adalah kanker leher rahim,
kanker payudara, kelenjar getah
bening, kulit dan kanker nasofaring
(Anaonim, 2004).
Saat ini belum ditemukan data
yang pasti yang menjadi faktor
penyebab utama penyakit kanker
payudara. Sampai saat ini terjadinya
ABSTRACT
World Health Organization (WHO) state that breast cancer is second cause of
death among other cancer illness. Up to now, what become a major factor that caused
the breast cancer has known yet, but it was believed that the relation of some factors
can improve the risk of breast cancer. Breast cancer is believed happened because of a
complicated interaction between many factors like genetic, environment and hormonal,
which one of them is abundant estrogen hormone rate in women’s body. This
research is aim to know the risk level that caused by the use of combination contraception
pills, which is combination of estrogen and progesterone with the breast cancer
risk. The research use case control method in hospital based with period of September-
Desember 2004 at Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo.
The research results show that the user of combination contraception pills
has the risk to have breast cancer 1,864 times bigger compare with them who doesn’t
take that pills. However, the combination contraception pills is not the major risk
factor but it’s only a light factor to increase the risk of breast cancer.
Key word : breast cancer, combination contraception pills, case-control.
Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. II, No.1, April 2005, 84 - 99
ISSN : 1693-9883
Corresponding author : E-mail : harianto@farmasi.ui.ac.id
Vol. II, No.2, Agustus 2005 85
kanker payudara diduga akibat
interaksi yang rumit dari banyak
faktor seperti faktor genetika, lingkungan
dan hormonal yaitu kadar
hormon estrogen dalam tubuh yang
berlebihan. Pertumbuhan jaringan
payudara sangat sensitif terhadap
estrogen maka wanita yang terpapar
estrogen dalam waktu yang panjang
akan memiliki risiko yang besar
terhadap kanker payudara (Anonim
2004).
Terjadinya pemaparan estrogen
dapat disebabkan oleh penggunaan
kontrasepsi hormonal yang mengandung
kombinasi hormon yaitu estrogen
dan progesteron. Di Indonesia
penggunaan hormon sebagai alat
kontrasepsi sudah populer dalam
masyarakat. Pemakai kontrasepsi
hormonal terbanyak adalah jenis
suntikan dan pil. Kontrasepsi oral
(pil) yang paling banyak digunakan
yaitu kombinasi estrogen dan progestin
(Anonim 2004). Akseptor KB di
poli obsgyn Perjan RS. Dr. Cipto
Mangunkusumo banyak menggunakan
pil kontrasepsi hormonal.
Kontrasepsi oral (pil) sebagai
faktor yang meningkatkan risiko
payudara menjadi perhatian dan
kontroversi dunia kesehatan saat ini.
Jumlah pengguna kontrasepsi oral
dan penderita kanker payudara terus
meningkat tiap tahunnya di seluruh
dunia termasuk di Perjan RS Dr.
Cipto Mangunkusumo sehingga
penelitian tentang risiko kanker
payudara dalam penggunaan kontrasepsi
oral menjadi sangat penting
untuk dilakukan.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan umum :
Untuk mengetahui gambaran
tentang kejadian kanker payudara di
Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo.
Tujuan Khusus :
Untuk mengetahui risiko penggunaan
pil kontrasepsi kombinasi
terhadap kejadian kanker payudara
di Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan
metode survai yang bersifat observasional
berdimensi retrospektif
dengan desain kasus-kontrol secara
hospital based dengan pemilihan
kelompok kontrol tanpa melakukan
pencocokan (unmatching).
Kelompok kasus adalah kelompok
pasien wanita pasangan usia
subur (15-49 tahun) yang menderita
kanker payudara stadium I sampai
dengan IV yang berada di poli bedah
tumor Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo
periode September sampai
dengan Desember 2004. Sedangkan
Kelompok kontrol adalah kelompok
wanita pasangan usia subur (15-49
tahun) bukan penderita kanker
payudara yang berada di poli Obgyn
Perjan RS. Dr. Cipto Mangunkusumo
periode September sampai dengan
Desember 2004.
Data dikumpulkan melalui
angket terhadap kelompok kasus dan
kontrol di Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo periode bulan September-
Desember 2004. Untuk
86 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN
melihat besar risiko penggunaan pil
kontrasepsi kombinasi dengan risiko
terjadinya kanker payudara digunakan
perhitungan Odds Ratio kemudian
dilakukan uji Cochran’s & Mantel-
Haenszel Statistics.
HIPOTESIS
Pengguna pil kontrasepsi kombinasi
lebih berisiko terkena kanker
payudara dibandingkan dengan
bukan pengguna pil kontrasepsi kombinasi.
DEFINISI OPERASIONAL :
1. Kelompok kasus
Kelompok kasus adalah kelompok
pasien wanita pasangan usia
subur (15-49 tahun) yang menderita
kanker payudara stadium I sampai
dengan IV yang berada di poli bedah
tumor Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo
periode September sampai
dengan Desember 2004.
2. Kelompok kontrol
Kelompok kontrol adalah kelompok
wanita pasangan usia subur (15-
49 tahun) bukan penderita kanker
payudara yang berada di poli Obgyn
Perjan RS. Dr. Cipto Mangunkusumo
periode September sampai dengan
Desember 2004.
3. Usia
Usia kelompok kasus adalah usia
berdasarkan data Rekam Medis
(Medical Record) pasien kanker payudara
di poli bedah tumor. Sedangkan
usia kelompok kontrol adalah usia
responden berdasarkan jawabannya
pada angket.
Skala : ordinal
Kategori :
a. 25-29 tahun
b. 30-34 tahun
c. 35-39 tahun
d. 40-44 tahun
e. 45-49 tahun
4. Riwayat keluarga terhadap
kanker payudara
Riwayat keluarga responden
apakah ada yang terkena kanker
payudara.
Skala : nominal
Kategori :
a. Ya : Jika keluarga responden
ada yang mempunyai riwayat
terkena
kanker payudara.
b. Tidak : Jika responden tidak
ada yang mempunyai riwayat
terkena kanker payudara.
c. Tidak tahu : Jika responden
tidak mengetahui ada atau tidak
adanya keluarga yang terkena
kanker payudara.
5. Usia menarche
Usia responden pada saat pertama
kali menstruasi.
Skala : ordinal
Kategori :
a. dibawah 12 tahun : bila responden
mengalami menstruasi
pertama pada usia dibawah 12
tahun.
b. 12 tahun keatas : bila responden
mengalami menstruasi
Vol. II, No.2, Agustus 2005 87
pertama pada usia 12 tahun
keatas.
c. Lupa : bila responden lupa
kapan usia menstruasi pertama.
6. Usia melahirkan anak pertama
Usia responden melahirkan anak
pertama kali
Skala : ordinal
Kategori :
a. dibawah 30 tahun : bila
responden melahirkan anak pertama
pada usia dibawah 30
tahun.
b. 30 tahun keatas : bila responden
melahirkan anak pertama
pada usia 30 tahun keatas.
c. nullipara : bila responden
tidak/belum pernah melahirkan.
e. lupa : bila responden lupa
dengan usia melahirkan anak
pertama
7. Pernah mengikuti program KB
Pernah atau tidak responden
mengikuti program keluarga berencana
Skala : ordinal
Kategori :
a. Ya : Jika responden pernah
menggunakan program KB (kontrasepsi)
yaitu Pil, suntik, susuk,
kondom, IUD/spiral dan sterilisasi.
b. Tidak : Jika responden
tidak pernah menggunakan program
KB (kontrasepsi) yaitu Pil,
suntik, susuk, kondom, IUD/spiral
dan sterilisasi
8. Menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi
Pernah atau tidak responden
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
Skala : ordinal
Kategori :
a. Ya : Jika responden menggunakan
pil kontrasepsi kombinasi
yang mengandung hormon
estrogen (etinilestradiol &
atau mestranol) dan progesterone
(desonorgestrel, levodesonorgestrel
atau noretindron)
b. Tidak : Jika responden tidak
menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi.
9. Usia pertama kali menggunakan
pil kontrasepsi kombinasi
Usia responden pada saat pertama
kali menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi.
Skala : ordinal
Kategori :
a. 15-19 tahun
b. 20-24 tahun
c. 25-29 tahun
d. 30-34 tahun
e. 35-39 tahun
f. Lupa
10. Lama penggunaan pil kontrasepsi
kombinasi
Lamanya responden menggunakan
pil kontrasepsi kombinasi.
Skala : ordinall
Kategori :
a. kurang dari 2 tahun
88 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN
b. 2 tahun sampai kurang dari
5 tahun
c. 5 tahun sampai kurang dari
10 tahun
d. 10 tahun sampai kurang dari
15 tahun
e. 15 tahun sampai kurang dari
20 tahun
f. lupa
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
Data diambil dari hasil pengisian
angket yang diberikan kepada 57
pasien wanita pasangan usia subur
yang menderita kanker payudara stadium
I sampai dengan IV yang berada
di poli bedah tumor sebagai kelompok
kasus dan 57 orang wanita
pasangan usia subur bukan penderita
kanker payudara yang berada di poli
Obgyn Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo
periode bulan September
sampai dengan Desember 2004.
1.1. Jenis Kelamin
Seluruh responden kelompok
kasus maupun kontrol
berjenis kelamin wanita sebanyak
57 orang untuk kelompok kasus
dan 57 orang untuk kelompok
kontrol.
1.2. Usia
Kelompok kasus
Usia responden kelompok
kasus berkisar 28 tahun sampai
dengan 49 tahun. Berdasarkan
distribusi usia kelompok kasus
yaitu kelompok 25-29 tahun
sebanyak 3 orang (5,17%),
kelompok 30-34 tahun sebanyak
7 orang (12,07%), kelompok 35-
39 tahun sebanyak 8 orang
(13,80%), kelompok 40-44 tahun
sebanyak 29 orang (46,55%),
kelompok 45-49 tahun sebanyak
10 orang (22,41%).
Kelompok kontrol
Usia responden kelompok
kontrol berkisar 25 tahun sampai
dengan 49 tahun. Berdasarkan
distribusi usia kelompok kontrol
yaitu kelompok 25-29 tahun
sebanyak 5 orang (8,77%),
kelompok 30-34 tahun sebanyak
12 orang (19,30%), kelompok 35-
39 tahun sebanyak 16 orang
(24,56%), kelompok 40-44 tahun
sebanyak 14 orang (24,56%),
kelompok 45-49 tahun sebanyak
13 orang (22,81%).
2. Faktor-faktor risiko kanker
payudara
2.1. Riwayat keluarga terhadap
kanker payudara
Kelompok kasus
Responden kelompok kasus
yang memiliki riwayat keluarga
menderita kanker payudara
sebanyak 9 orang (15,79%),
riwayat keluarga tidak menderita
kanker payudara sebanyak
43 orang (75,44%) dan
responden yang menyatakan
Vol. II, No.2, Agustus 2005 89
lupa ataupun tidak tahu sebanyak
5 orang (8,77%).
Kelompok kontrol
Responden kelompok kontrol
yang memiliki riwayat
keluarga menderita kanker payudara
sebanyak 1 orang (1,75%)
dan riwayat keluarga tidak
menderita kanker payudara
sebanyak 56 orang (98,25%).
2.2. Usia menarche
Kelompok kasus
Responden kelompok kasus
yang memiliki usia menarche
diatas 12 tahun sebanyak 47
orang (82,46%) dan usia menarche
dibawah 12 tahun sebanyak
5 orang (8,77%). Sedangkan
responden yang menyatakan
lupa sebanyak 5 orang (8,77%).
Kelompok kontrol
Responden kelompok kontrol
yang memiliki usia menarche
diatas 12 tahun sebanyak 47 orang
(82,46%) dan usia menarche
dibawah 12 tahun sebanyak 8
orang (14,03%). Sedangkan responden
yang menyatakan lupa
sebanyak 2 orang (3,51%)
2.3. Melahirkan anak pertama
Kelompok kasus
Responden kelompok kasus
yang melahirkan anak pertama
pada usia 30 tahun keatas sebanyak
2 orang (3,50%) dan usia
dibawah 30 tahun sebanyak 47
orang (82,46%). Responden yang
tidak/belum melahirkan anak
(nullipara) sebanyak 4 orang
(7,02%), sedangkan responden
yang menyatakan lupa sebanyak
4 orang (7,02%).
Kelompok kontrol
Responden kelompok kontrol
yang melahirkan anak pertama
pada usia 30 tahun keatas
sebanyak 6 orang (10,52%) dan
usia dibawah 30 tahun sebanyak
46 orang (80,70%). Responden
yang tidak/belum melahirkan
anak (nullipara) sebanyak 5
orang (8,78%).
2.4. Pernah mengikuti program
KB
Kelompok kasus
Responden kelompok kasus
yang pernah mengikuti program
KB sebanyak 40 orang (70,18%)
dan yang tidak pernah mengikuti
program KB sebanyak 17 orang
(29,82%).
Kelompok kontrol
Responden kelompok kontrol
yang pernah mengikuti program
KB sebanyak 43 orang
(75,44%) dan yang tidak pernah
mengikuti program KB sebanyak
14 orang (24,56%).
2.5. Menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi
90 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN
Kelompok kasus
Responden kelompok kasus
yang pernah menggunakan pil
kontrasepsi kombinasi sebanyak
24 orang (42,11%) dan yang
tidak pernah menggunakan pil
kontrasepsi kombinasi sebanyak
33 orang (57,89%).
Kelompok kontrol
Responden kelompok kontrol
yang pernah menggunakan
pil kontrasepsi kombinasi sebanyak
16 orang (28,07%) dan yang
tidak pernah menggunakan pil
kontrasepsi kombinasi sebanyak
41 orang (71,93%).
2.6. Usia pertama kali menggunakan
pil kontrasepsi kombinasi
Kelompok kasus
Usia responden pertama kali
menggunakan pil kontrasepsi
dengan kelompok usia 15-19
tahun sebanyak 2 orang (8,33%),
usia 20-24 tahun sebanyak 9
orang (37,5%), usia 25-29 tahun
sebanyak 6 orang (25%), usia 30-
34 tahun sebanyak 2 orang
(8,33%) dan usia 35-39 tahun sebanyak
1 orang (4,17%). Sedangkan
responden yang menyatakan
lupa sebanyak 4 orang (16,67%).
Kelompok kontrol
Usia responden pertama kali
menggunakan pil kontrasepsi
dengan kelompok usia 15-19
tahun sebanyak 2 orang (12,5%),
usia 20-24 tahun sebanyak 7
orang (43,75%), usia 25-29 tahun
sebanyak 6 orang (37,5%), usia
30-34 tahun dan usia 35-39 tahun
tidak ada. Sedangkan responden
yang menyatakan lupa sebanyak
1 orang (6,25%).
2.7. Lama penggunaan pil
kontrasepsi kombinasi
Kelompok kasus
Lama penggunaan pil kontrasepsi
kombinasi responden
dengan kelompok lama penggunaan
kurang dari 2 tahun sebanyak
5 orang (20,83%), 2 tahun
sampai 4 tahun sebanyak 5 orang
(20,83%), 5 tahun sampai 9 tahun
sebanyak 8 orang (33,33%), 10
tahun sampai 14 tahun sebanyak
4 orang (16,67%), 15 tahun
sampai 19 tahun sebanyak 1
orang (4,17%) dan 20 tahun
keatas tidak ada. Sedangkan
responden yang menyatakan
lupa sebanyak 1 orang (4,17%) .
Kelompok kontrol
Lama penggunaan pil kontrasepsi
kombinasi responden
dengan kelompok lama penggunaan
kurang dari 2 tahun
sebanyak 2 orang (12,5%), 2
sampai 4 tahun sebanyak 7 orang
(43,75%), 5 sampai 9 tahun sebanyak
6 orang (37,5%), 10 sampai
14 tahun dan 15 sampai 19 tahun
tidak ada. Untuk penggunaan 20
tahun keatas sebanyak 1 orang
(6,25%).
Vol. II, No.2, Agustus 2005 91
RISIKO PENGGUNAAN PIL
KONTRASEPSI KOMBINASI
TERHADAP KEJADIAN KANKER
PAYUDARA
Sebagian kelompok kasus menggunakan
pil kontrasepsi kombinasi
dan sebagian lagi tidak menggunakan,
demikian pula dengan kelompok
kontrol. Perbedaan pengalaman
penggunaan pil kontrasepsi kombinasi
pada kedua kelompok tersebut
dibandingkan untuk mengetahui
tingkat risiko penggunaan pil kontrasepsi
kombinasi terhadap risiko
kanker payudara. Untuk mengetahui
risiko penggunaan pil kontrasepsi
kombinasi terhadap risiko kanker
payudara digunakan penentuan nilai
odds ratio.
(lihat tabulasi di bawah)
Berdasarkan perhitungan Odds
Ratio (OR) ternyata pengguna pil
kontrasepsi kombinasi memiliki
risiko 1,864 kali lebih tinggi untuk
terkena kanker payudara dibandingkan
dengan bukan pengguna pil
kontrasepsi kombinasi.
Pengujian homogenitas nilai
odds ratio melalui uji Cochran’s
diperoleh nilai p = 0,116 untuk 2-
sided (two tail) dan uji Mantel-
Haenszel diperoleh nilai p = 0,171
untuk 2-sided (two tail), Untuk
mengetahui signifikansi risiko penggunaan
pil kontrasepsi kombinasi
terhadap kejadian kanker payudara
dengan besar risiko 1,864 dilakukan
uji Cochran’s & Mantel-Haenszel Statistics
dengan menggunakan program
SPSS 10.0, diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,118 untuk 2-
sided (two tail).
PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan dengan
metode survai yang bersifat observasional
berdimensi retrospektif
Tabulasi silang penggunaan pil kontrasepsi dengan kejadian kanker payudara
Kejadian Kanker Payudara Total
Kanker Payudara Tidak Kanker
(Kasus) Payudara (Kontrol)
Penggunaan Menggunakan 24 16 40
Pil Kontrasepsi
Kombinasi Tidak
Menggunakan 33 41 74
Total 57 57 114
Odds 0,7272 0,39
Odds Ratio (Ψ) = 24/3 = 24x41 = 1,864
16/41 16x33
92 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN
dengan desain kasus-kontrol dimana
pemilihan kelompok kontrol dilakukan
tanpa pencocokan (unmatching).
Penelitian dilakukan secara hospital
based untuk meminimalkan
potensi bias dalam pemilihan kelompok
kasus dan kontrol dan untuk
efisiensi biaya penelitian. Pemilihan
kelompok kontrol dilakukan tanpa
pencocokan (unmatching) dengan
kelompok kasus untuk mengoptimalkan
waktu penelitian yaitu periode
September-Desember 2004. Jika
pemilihan kelompok kontrol dilakukan
pencocokan (matching) dengan
kelompok kasus maka dibutuhkan
waktu dan biaya penelitian yang
lebih besar karena karakteristik
kelompok kontrol dicocokkan semirip
mungkin dengan kelompok kasus
misalnya usia dan faktor risiko
lainnya.
1. Karakteristik responden
1.1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin seluruh responden
kelompok kasus maupun
kontrol yang diikutsertakan
dalam penelitian ini adalah
wanita. Sebenarnya penyakit
kanker payudara dapat terjadi
pada pria meskipun angkanya
relatif kecil yakni hanya sekitar
1% dari seluruh insiden kanker
payudara. Kanker payudara
pada pria harus diwaspadai sejak
dini karena bisa juga mengakibatkan
kematian sebagaimana
yang terjadi pada wanita. Pada
penelitian ini hanya mengikutsertakan
responden wanita
karena hanya wanita yang menggunakan
pil kontrasepsi.
1.2. Usia
Berdasarkan program SEER
(Surveillance, Epidemiology, and
End Results) yang dilakukan NCI
(National Cancer Institutte) insidensi
kanker payudara meningkat
seiring dengan pertambahan
usia. Diperkirakan 1 dari 8 wanita
mengalami perkembangan
penyakit kanker payudara sepanjang
hidupnya. Kemungkinan
terbesar perkembangan
penyakit payudara mulai terjadi
pada wanita dengan kisaran
umur 40-50 tahun (Celeste L )
Berdasarkan distribusi frekuensi
kelompok kasus dan
kelompok kontrol ternyata kejadian
kanker payudara terbesar
di Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo
terjadi pada wanita
kelompok usia 40-44 tahun.
Ditemukannya pula kejadian
kanker payudara pada kelompok
usia 25-29 tahun dan 30-34 tahun.
Diperkirakan responden merupakan
penderita kanker payudara
stadium awal yang melakukan
pendeteksian dini agar
penyakit tidak berkembang
menjadi stadium lanjut. Mayoritas
respoden kelompok kasus
pada usia diatas 40 tahun merupakan
penderita kanker payudara
dengan stadium II keatas.
Dengan demikian sebagian besar
perkembangan kanker payudara
Vol. II, No.2, Agustus 2005 93
pada pasien kanker payudara
Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo
mulai terjadi pada usia
40 tahun keatas.
2. Faktor faktor risiko kanker
payudara
2.1. Riwayat Keluarga terhadap
kanker payudara
Persentase penderita kanker
payudara yang memiliki riwayat
keluarga penderita kanker
payudara sekitar 6-12%. Riwayat
menderita kanker payudara
yang diwarisi menjadi salah satu
faktor risiko terjadinya kanker
payudara. Carrier kanker payudara
akan meningkatkan perkembangan
kanker payudara
pada usia muda. Terdapat hubungan
terjadinya kanker ovarium
dengan kanker payudara
secara genetik yaitu adanya gen
kanker payudara-ovarium yang
terletak pada kromosom 17q12-
21 (BRCA1) akan memperkuat
terjadinya kanker payudara dan
ovarium. BRCA2 yang terletak
pada kromosom 13 juga dapat
memicu terjadinya kanker payudara.
BRCA1 merupakan gen
supresor tumor yang berperan
dalam perkembangan kanker
payudara dan ovarium. Meskipun
terjadinya kanker payudara
dapat disebabkan oleh mutasi
BRCA1 dan BRCA2, namun
persentase insidensinya kecil
(Celeste L)).
Berdasarkan distribusi frekuensi
kelompok kasus dan
kelompok kontrol ternyata kejadian
kanker payudara terbesar
di Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo
terjadi pada wanita yang
tidak memiliki riwayat keluarga
penderita kanker payudara.
Proporsi riwayat keluarga
penderita kanker payudara
proporsinya lebih rendah dibandingkan
proporsi yang tidak
memiliki riwayat penderita
kanker payudara baik untuk
kelompok kasus maupun kelompok
kontrol. Persentase kejadian
kanker payudara pada responden
yang memiliki riwayat
keluarga penderita kanker
payudara di Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo adalah sebesar
15,79%.
Ada perbedaan antara hasil
penelitian dengan literatur yang
menyatakan wanita yang memiliki
riwayat keluarga terhadap
kanker payudara memiliki risiko
lebih besar dibandingkan dengan
wanita yang tidak memiliki
riwayat keluarga terhadap
kanker payudara. Hal ini bisa
terjadi karena penyebab terjadinya
kanker payudara merupakan
hasil interaksi multi faktor antara
lain faktor radiasi, zat kimia dan
gaya hidup sehingga kejadian
kanker payudara di Perjan RS Dr.
Cipto Mangunkusumo kemungkinan
disebabkan oleh faktor lain
selain riwayat keluarga terhadap
kanker payudara.
94 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN
2.2. Usia menarche
Salah satu faktor endokrin
yang memiliki hubungan dengan
kanker payudara adalah total
menstruasi. Menarche pada usia
terlalu awal yaitu dimulai
sebelum usia 12 tahun menunjukkan
adanya peningkatan
risiko perkembangan kanker
payudara dibandingkan dengan
usia menarche diatas 16 tahun
(Celeste L)
Berdasarkan distribusi frekuensi
kelompok kasus dan
kelompok kontrol ternyata proporsi
responden yang mengalami
menarche pertama pada usia
dibawah 12 tahun lebih rendah
dibandingkan dengan responden
yang mengalami menarche
pertama pada usia 12 tahun
keatas untuk kelompok kasus
maupun kelompok kontrol. Persentase
kejadian kanker payudara
pada responden dengan
usia menarche dibawah 12 tahun
di Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo
adalah sebesar 8,77%.
Ada perbedaan antara hasil
penelitian dengan literatur yang
menyatakan wanita yang mengalami
menarche dibawah usia 12
tahun memiliki risiko lebih besar
dibandingkan dengan wanita
yang mengalami menarche usia
12 tahun keatas. Hal ini bisa
terjadi karena penyebab terjadinya
kanker payudara merupakan
hasil interaksi multi faktor antara
lain faktor radiasi, zat kimia dan
gaya hidup. Sehingga kejadian
kanker payudara di Perjan RS Dr
Cipto Mangunkusumo kemungkinan
disebabkan oleh faktor lain
selain mengalami menarche
dibawah 12 tahun.
2.3. Melahirkan anak pertama
Nullipara dan usia melahirkan
anak pertama diatas 30 tahun
dilaporkan dapat meningkatkan
risiko perkembangan kanker
payudara. Wanita yang melahirkan
anak pertama pada usia
diatas 35 tahun memiliki risiko
sedikit lebih besar dibandingkan
wanita nullipara. Diperkirakan
periode diantara usia menarche
dan usia kehamilan pertama
terjadi ketidakseimbangan hormon
dan jaringan payudara
sangat peka terhadap hal tersebut
sehingga periode ini merupakan
permulaan dari perkembangan
kanker payudara
(Celeste L).
Berdasarkan distribusi frekuensi
usia melahirkan anak
pertama antara kelompok kasus
dan kelompok kontrol ternyata
proporsi responden nullipara dan
responden yang melahirkan anak
pertama pada usia 30 tahun keatas
lebih rendah dibandingkan
dengan responden yang melahirkan
anak pertama pada usia
dibawah 30 tahun.
Persentase kejadian kanker
payudara dengan usia melahirkan
anak pertama 30 tahun keatas
dan nullipara pada responden di
Perjan RS Dr. Cipto MangunVol.
II, No.2, Agustus 2005 95
kusumo masing-masing sebesar
3,50% dan 7,02%.
Ada perbedaan antara hasil
penelitian dengan literatur yang
menyatakan wanita yang melahirkan
anak pertama usia 30
tahun keatas memiliki risiko
lebih besar dibandingkan dengan
wanita yang melahirkan
anak pertama dibawah usia 30
tahun. Hal ini bisa terjadi karena
penyebab terjadinya kanker
payudara merupakan hasil interaksi
multi faktor antara lain
faktor radiasi, zat kimia dan gaya
hidup. Sehingga kejadian kanker
payudara di Perjan RS Dr Cipto
Mangunkusumo kemungkinan
disebabkan oleh faktor lain
selain melahirkan anak pertama
pada usia 30 tahun keatas.
2.4. Pernah mengikuti program
KB
Berdasarkan distribusi sampel
kelompok kasus dan kontrol
ternyata responden yang pernah
mengikuti program KB lebih
tinggi dibandingkan dengan
responden yang tidak pernah
mengikuti program KB baik
untuk kelompok kasus maupun
kontrol.
2.5. Penggunaan pil kontrasepsi
kombinasi
Penderita kanker payudara
terus meningkat tiap tahunnya.
Menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) pada tahun 2004
penyakit kanker payudara menempati
peringkat nomor dua
diantara penyakit kanker penyebab
kematian di negara-negara
berkembang. Adanya pernyataan
bahwa penggunaan pil
kontrasepsi kombinasi dapat
meningkatkan risiko kejadian
kanker payudara menjadi kontroversi
dan perhatian bagi dunia
kesehatan saat ini. Karena
penggunaan pil kontrasepsi juga
terus meningkat di seluruh
dunia. Sehingga peningkatan
risiko kanker payudara dalam
penggunaan pil kontrasepsi
menjadi sangat penting karena
frekuensi penggunaan pil kontrasepsi
yang sangat tinggi dan
dalam waktu yang lama. Sehingga
pria dan wanita dapat memilih
metode keluarga berencana
yang tepat bagi mereka.
Berdasarkan distribusi sampel
kelompok kasus dan kontrol
ternyata responden yang menggunakan
pil kontrasepsi kombinasi
lebih rendah dibandingkan
dengan responden yang tidak
menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi untuk kelompok
kasus maupun kelompok kontrol.
Persentase kejadian kanker
payudara pada responden yang
menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi di Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo adalah sebesar
42,11%.
2.6. Usia pertama kali menggunakan
pil kontrasepsi kombinasi
:
96 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN
Berdasarkan distribusi sampel
kelompok kasus dan kontrol
ternyata kelompok usia responden
terbanyak dalam menggunakan
pil kontrasepsi kombinasi
pertama kali pada kelompok
kasus maupun kontrol yaitu
pada kelompok usia 20-24 tahun.
Hal ini menunjukkan wanita
pasangan usia subur yang menjadi
reseptor KB di Perjan RS Dr.
Cipto Mangunkusumo yang
terbesar yaitu pada kelompok
usia 20-24 tahun.
2.7. Lama penggunaan pil kontrasepsi
kombinasi
Berdasarkan hasil penelitian,
distribusi sampel kelompok
kasus dan kontrol,ternyata lamanya
penggunaan pil kontrasepsi
kombinasi pada kelompok kasus
yang terbesar yaitu pada kelompok
5-9 tahun (34,48%).
Sedangkan lamanya penggunaan
pil kontrasepsi kombinasi pada
kelompok kontrol yang terbesar
yaitu pada kelompok 2-4 tahun
(36,84%). Hal ini dapat dimengerti
karena kelompok lama
penggunaan pil kontrasepsi kombinasi
5-9 tahun pada kelompok
kasus merupakan kelompok
responden yang terbanyak
dibandingkan kelompok lama
penggunaan pil kontrasepsi
kombinasi lainnya.
2.8. Usia pertama kali menggunakan
pil kontrasepsi dan lama
Penggunaan penggunaannya
Berdasarkan distribusi sampel
kelompok kasus dan kontrol
ternyata usia termuda dalam
penggunaan pil kontrasepsi
kombinasi untuk kelompok
kontrol maupun kelompok kasus
adalah kelompok usia 15-19
tahun. Sedangkan lamanya
penggunaan pil kontrasepsi
kombinasi yang terlama pada
kelompok usia 15-19 tahun untuk
kelompok kasus maupun kelompok
kontrol yaitu 5-9 tahun.
Penggunaan pil kontrasepsi
kombinasi yang terlama pada
kelompok kasus yaitu pada
kelompok 15-19 tahun sedangkan
pada kelompok kontrol yaitu
pada kelompok 20 tahun keatas
dengan usia penggunaanya
pertama kali pada kelompok
usia 20-24 tahun baik untuk
kelompok kasus maupun kelompok
kontrol.
RISIKO PENGGUNAAN PIL
KONTRASEPSI KOMBINASI
TERHADAP RISIKO KANKER
PAYUDARA
Pada penelitian ini yang diamati
adalah tingkat risiko penggunaan pil
kontrasepsi kombinasi terhadap
kejadian kanker payudara. Berdasarkan
distribusi sampel kelompok
kasus dan kontrol ada sebagian
kelompok kasus menggunakan pil
kontrasepsi kombinasi dan sebagian
lagi tidak menggunakan, demikian
pula dengan kelompok kontrol.
Vol. II, No.2, Agustus 2005 97
Perbedaan pengalaman penggunaan
pil kontrasepsi kombinasi pada kedua
kelompok tersebut dibandingkan
untuk mengetahui tingkat risiko
penggunaan pil kontrasepsi kombinasi
terhadap risiko kanker
payudara.
Untuk mengetahui tingkat risiko
antara penggunaan pil kontrasepsi
kombinasi terhadap terjadinya
kanker payudara digunakan penentuan
nilai Odds Ratio kemudian
dilakukan uji Cochran’s & Mantel-
Haenszel Statistics. Data hasil penelitian
ini layak untuk diuji dengan uji
Cochran’s & Mantel-Haenszel Statistics
karena tidak ada sel yang observednya
(hasil penelitian) yang bernilai
0 (nol) dan tidak ada nilai expected
yang kurang dari 5. ( Sastroasmoro
& Ismed S 2002 )
Hasil uji Cochran’s & Mantel-
Haenszel Statistics diperoleh nilai
odds ratio sebesar 1,864. Dengan
demikian pengguna pil kontrasepsi
kombinasi memiliki risiko 1,864 kali
lebih besar untuk terkena kanker
payudara dibandingkan dengan
bukan pengguna pil kontrasepsi
kombinasi. Hasil uji signifikansi nilai
odds ratio sebesar 1,864 (95% Confidence
Interval) diperoleh nilai p
sebesar 0,118 untuk 2-sided (two tail).
p > α = 0,05 (tidak signifikan).
(Schlesselman JJ & Stolley PD , 1982)
Karena diperoleh nilai p=0,118 >
0,05 maka hipotesis ditolak, berarti
meskipun pengguna pil kontrasepsi
memiliki risiko 1,864 kali lebih besar
dibanding bukan pengguna pil
kontrasepsi kombinasi terhadap
kejadian kanker payudara namun
risiko tersebut tidak signifikan sebagai
faktor peningkat risiko terjadinya
kanker payudara. Sehingga
pil kontrasepsi kombinasi hanya
sebagai faktor peningkat risiko yang
ringan terhadap kejadian kanker
payudara di Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo.
Hasil penelitian ini menguatkan
penelitian serupa sebelumnya yang
dilaporkan (Marchbank P.A et all ,
2002) yang menyatakan bahwa penggunaan
pil kontrasepsi baik tunggal
maupun kombinasi bukan sebagai
faktor peningkat risiko kanker
payudara yang signifikan.
Penelitian ini dilakukan di Perjan
RS Dr. Cipto Mangunkusumo
dengan mayoritas penderita kanker
payudara yang diikutsertakan dalam
penelitian sebagai kelompok kasus
memiliki karakteristik yaitu status
ekonomi menengah kebawah, pendidikan
sekolah menengah atas ke
bawah dan bekerja sebagai ibu
rumah tangga, Sehingga penelitian
serupa perlu dilanjutkan di rumah
sakit lainnya untuk diperoleh karakteristik
penderita kanker payudara
yang berbeda. Dengan diketahuinya
karakteristik penderita kanker
payudara selain di Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo maka dapat diketahui
faktor risiko apa saja yang
paling berperan sebagai penyebab
terjadinya kanker payudara yang
terjadi di daerah Jakarta dan
sekitarnya.
98 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN
KESIMPULAN
1. Kejadian kanker payudara terbesar
di Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo
terdapat pada
wanita kelompok usia 40-44 tahun.
2. Proporsi yang pernah mengikuti
program KB lebih tinggi dibandingkan
yang tidak pernah
mengikuti program KB baik pada
kelompok kasus maupun pada
kelompok kontrol.
3. Proporsi yang pernah menggunakan
pil kontrasepsi kombinasi
lebih rendah dibandingkan yang
tidak pernah menggunakan pil
kontrasepsi kombinasi baik pada
kelompok kasus maupun pada
kelompok kontrol.
4. Kelompok usia terbanyak dalam
menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi pertama kali pada
kelompok kasus maupun kontrol
yaitu pada kelompok usia 20-24
tahun.
5. Pada kelompok kasus, lama penggunaan
pil kontrasepsi kombinasi
yang terbesar yaitu pada kelompok
5-9 tahun. Sedangkan pada
kelompok kontrol yang terbesar
yaitu pada kelompok 2-4 tahun.
6. Pengguna pil kontrasepsi kombinasi
memiliki risiko 1,864 kali lebih
tinggi untuk terkena kanker
payudara dibandingkan dengan
bukan pengguna pil kontrasepsi
kombinasi. Namun demikian
risiko tersebut tidak signifikan
sebagai faktor risiko utama terjadinya
kanker payudara. Pil
kontrasepsi kombinasi hanya
sebagai peningkat risiko yang
ringan terhadap kejadian kanker
payudara di Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo
SARAN
1. Agar penelitian ini dapat dilanjutkan
dengan metode kasuskontrol
secara hospital based tetapi
pemilihan kelompok kontrolnya
dilakukan dengan pencocokan
(matching) agar terjadinya bias
dapat diminimalkan dan terjadi
keseimbangan antara kelompok
kasus dan kelompok kontrol berdasarkan
variabel matching yang
digunakan.
2. Agar dilakukan penelitian serupa
di daerah lainnya untuk dapat
mengetahui faktor risiko apa saja
yang paling berperan sebagai
penyebab terjadinya kanker payudara
yang terjadi di Indonesia.
DAFTAR ACUAN
1. Celeste L. Breast Cancer, Pharmacoteraphy
Hand Book 5th Ed.
2. Diana Petty B, New England J Med
2003:;349 :1443-1450
3. h t t p : / / w w w . s u a r a k a r y a -
online.com/news.html, 18 Juli
2004, pk 09.29
4. http://www.tempo.co.id/
medika/arsip/072002/keg-
1.htm. 19 Juli 2004, pk 13.20.
5. http://www.ucdmc.ucdavis.edu/
ucdhs/health/a-z/06BreastVol.
II, No.2, Agustus 2005 99
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

2 Tanggapan:

Item Reviewed: RISIKO PENGGUNAAN PIL KONTRASEPSI KOMBINASI TERHADAP KEJADIAN KANKER PAYUDARA PADA RESEPTOR KB DI PERJAN RS DR. CIPTO MANGUNKUSUMO Rating: 5 Reviewed By: M Imron Pribadi