Beranjak dari tempat tidur pun Murni Irawati tak mampu. Sepekan lamanya perempuan 34 tahun itu meringkuk di bawah selimut lantaran panas-dingin, pening, mual, dan akhirnya muntah. Hasil laboratorium menunjukkan, trombosit Murni Irawati cuma tersisa 25.000/mm, jauh dari ambang normal yang mencapai 400.000/mm. Ia positif mengidap demam berdarah dengue (DBD). Semula Murni Irawati menduga ia masuk angin. 'Gejalanya persis orang masuk angin,' katanya. Oleh karena itu ia menelan tablet anti masuk angin yang banyak beredar di pasaran. Sayang, gangguan kesehatan itu tak juga pergi. Perempuan kelahiran 7 September 1973 itu malah kian pusing dan mual. Itu mendorong Murni memeriksakan diri ke bidan di dekat rumah. Hasil diagnosis, Murni mengalami gejala tifus yang juga ditandai demam tinggi. Obat untuk mengatasi tifus pun dikonsumsinya 3 kali sehari. Sayang, hingga sepekan kemudian tak ada perubahan berarti. Kondisi ibu satu anak itu malah kian parah. 'Saya tidak bisa makan karena setiap makan lalu muntah,' katanya. Itu membuat bobot tubuh perempuan setinggi 160 cm itu anjlok 20 kg cuma dalam waktu sepekan. Bobot tubuhnya hanya 50 kg. Melihat kondisi istrinya yang mengkhawatirkan, Rudolf Samudra Halomoan Hutagalung memeriksakan Murni ke rumahsakit Desa Putra di Srengseng, Jakarta Selatan. Dokter rumahsakit itu juga mendiagnosis Murni tifus. Karena kondisinya tak membaik, 3 hari berselang Murni kembali ke rumah sakit. Saat itu bintik merah muncul di lengannya. Kondisi Murni saat itu lemas dan tak berdaya. Hasil tes darah menunjukkan, kadar trombositnya hanya 47.000/mm. Dokter mengatakan Murni positif demam berdarah. Untuk mendapat perawatan intensif, Murni dilarikan ke Rumahsakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Di ruangan rumah sakit itu Murni berbaring bersama penderita demam berdarah lain. Saat itu -Juli 2006- virus dengue memang tengah mewabah. Rusak trombosit Trombosit Murni kembali melorot, 25.000/mm, sehingga perawat memberikan cairan infus. Menurut ahli DBD dari Universitas Airlangga Prof Dr dr H Soegeng Soegijanto, SpA(K), DTM & H, virus dengue yang masuk ke tubuh manusia menyerang monosit-salah satu tipe sel darah putih yang berperan membangun sistem kekebalan tubuh. Virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti itu berkembang dan mengeluarkan zat racun yang merusak sel endotel-sel kapiler pembuluh darah. Akibatnya permeabilitas pembuluh darah tinggi, mudah bocor, dan cairan dalam pembuluh darah mudah keluar ke jaringan ikat di sekitarnya. Akhirnya, pembuluh darah kekurangan cairan sehingga penderita lemas dan pusing. Selain merusak sel endotel, virus juga menyerang sumsum tulang belakang. Dampaknya fungsi produksi trombosit terhambat. Wajar jika jumlahnya terus melorot seperti dialami Murni. Virus juga merusak langsung trombosit darah. Trombosit yang berukuran supermini-diameter 4 milimikron-berfungsi dalam proses pembekuan darah. Jika kadar trombosit berkurang, mudah terjadi pendarahan, bahkan kematian. Pemberian cairan ringer laktat melalui infus untuk mencegah pasien kekurangan cairan. Harap mafhum, darah penderita DBD banyak kekurangan cairan. Cairan kaya elektrolit baik untuk memperkuat sel sehingga organ-organ tubuh lebih kuat dan bisa menjalankan fungsinya secara normal. Peningkatan kadar trombosit pada pasien DBD terjadi melalui metodologi alami fisiologi pembentukan trombosit. Artinya, sumsum secara alami membuat sendiri trombosit jika kadar dalam tubuh kurang. Bagi penderita DBD biasanya pada hari ke-6 antibodi mulai membaik sehingga kadar trombosit pun mulai meningkat. Cairan elektrolit membantu memperlancar peredaran darah dan menambah cairan sehingga sel dan antibodi dapat berfungsi baik. Air kelapa Sepekan dirawat di rumah sakit, kondisi Murni tak kunjung membaik. Ia selalu muntah setiap kali habis makan. Mertuanya yang berprofesi sebagai perawat, Mery Silabuan, mencemaskan Murni kepada Hartono Chong -herbalis di Jakata. Hartono menyarankan agar Murni mengkonsumsi air kelapa untuk membantu penyembuhan demam berdarah. Mery menuruti saran Hartono. 'Sehari saya beli air dari 10 kelapa untuk Murni,' kata Mery. Dalam sehari Murni minum 10 gelas air kelapa muda. Setiap merasa haus, ia meneguk air Cocos nucifera itu. Hasilnya sungguh menggembirakan lantaran trombosit Murni terus meningkat hingga 100.000/mm pada hari ke-4. Pengambilan contoh darah dilakukan setiap 8 jam. Tiga hari pascakonsumsi air kelapa, Murni tampak bugar. Ia mampu berjalan sehingga dokter mengizinkan Murni pulang. Setelah tiba di rumah, Murni tetap minum air kelapa dengan dosis sama. Tiga hari kemudian, Murni kembali memeriksakan darahnya sesuai saran dokter. Hasilnya trombosit Murni normal. Menurut Hartono Chong cairan kaya elektrolit baik untuk sel dan memperlancar aliran darah, sehingga mengurangi risiko penggumpalan darah. Air kelapa juga kaya bahan elektrolit. Selain itu molekul air kelapa juga lebih mudah diserap tubuh. Menurut Wahyu Suprapto herbalis dari Malang, elektrolit dan mineral air kelapa berfungsi sebagai pengganti cairan tubuh dan meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu air kelapa juga sebagai penetralisir racun sehingga kondisi tubuh terjaga. Menurut Prof. Dr. dr. H. Soegeng Soegijanto konsumsi air kelapa sebaiknya ditambah garam (NaCl). Sebab, air kelapa banyak mengandung kalium yang melemaskan otot termasuk otot jantung sehingga penderita lemas. Dengan penambahan garam, kalium berikatan dengan klorida. 'Untuk segelas air kelapa sebaiknya ditambahkan garam sepertiga sendok teh saja,' saran ketua Tim Peneliti DBD Universitas Airlangga itu. Konsumsi air kelapa cukup 1-1,5 l untuk pasien anak-anak; dewasa, 2 l per hari. Andi Nur Alam Syah, STP, MT peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, mengungkapkan air kelapa mengandung protein, karbohidrat, asam amino dan mineral penting untuk tubuh. Komponen mineralnya antara lain kalium, kalsium, natrium, mangan, zat besi, dan fosfor. Dua puluh asam amino juga terkandung di dalamnya. Komposisi mineral air kelapa yang unik membuatnya cocok sebagai minuman isotonik alami lantaran komposisi mineral dan gulanya amat sempurna. Pantas bila air buah anggota famili Palmae itu berfungsi sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang dan mengencerkan darah sehingga alirannya lancar. Dengan aliran lancar maka pecahnya pembuluh darah akibat darah yang mengental dapat dicegah. Itulah yang terjadi pada Murni. Semula dokter memprediksi, pembuluh darah Murni bakal pecah jika kondisi tubuh kian melorot. Namun, berkat konsumsi air kelapa prediksi itu tak terjadi. |
Kamis, 21 Oktober 2010
- Blogger Comments
- Facebook Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Tanggapan:
Posting Komentar